ust Hatta Syamsuddin Lc
Islam sejatinya menempatkan harus pada posisi yang netral. Ia bukanlah sesuatu yang tercela atau terpuji dengan sendirinya, melainkan pemilik harta itulah yang menjadikan harta berubah menjadi fitnah atau anugerah. Islam bahkan mengakui harta sebagai penopang dalam kelancaran menjalani kehidupan. Karenanya, Islam berpesan untuk tidak menyerahkan harta kepada orang yang tidak kredibel dalam mengelolanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ” dan janganlah kamu serahkan (harta-hartamu)kepada orang-orang yang bodoh, harta yang dijadikan Allah bagimu sebagai pokok kehidupan” (QS. An Nisa : 5)
Dalam beberapa ayat al Quran, harta disebutkan dengan lafadz ”al khoyr” yang berarti kebaikan. Ini mengisyaratkan sebuah hikmah dan rahasia kebaikan dalam sebuah harta. Karenanya secara umum, kekayaan tidak semestinya dianggap selalu berdampak negatif pada keimanan seseorang. Sejatinya, yang kita perlu mawas diri adalah efek lanjutan dari kekayaan yang bisa melalaikan. Dalil al Quran dan as Sunnah selalu mengingatkan hal ini, yaitu jangan sampai harta membuat kita lalai. Firman Allah subhanahu wa ta’ala ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-nakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”(QS. Al Munafiqun : 9)
Fungsi kekayaan dalam Islam tidak bisa diartikan agar seseorang hidup bersenang-senang dan bergaya hidup mewah. Seorang mukmin yang menginginkan kekayaan harus mengerti benar tentang fungsi kekayaan dalam Islam. Agar ketika ia mendapatkannya, ia mampu menjalankan fungsi itu dengan baik sehingga kekayaannya benar-benar menjadi anugerah baginya. Ada tiga fungsi kekayaan bagi seorang mukmin.
Pertama, kekayaan menjadikan seseorang lebih bermanfaat bagi yang lainnya.
Secara umum, Islam menganjurkan seseorang untuk bermanfaat bagi orang lain. Bahkan dalam hadits disebutkan ” manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. ” (HR. Baihaqy). Dengan kekayaan, seseorang bisa lebih leluasa untuk memberi manfaat untuk orang lain. Ia bisa berkontribusi dengan hartanya untuk membantu seseorang yang membutuhkan. Ibadah sosial seperti ini tidak bisa diremehkan. Dalam kitab al Mustadrok diriwayatkan oleh ibnu Abbas bahwa pahala memenuhi kebutuhan orang lain melebihi i’tikaf di masjid Nabawi sebulan penuh. Inilah peluang kemuliaan tersendiri yang harus disadari dan disambut oleh oarang-orang kaya dalam Islam.
Kedua, kekayaan menjauhkan seseorang dari efek negatif kemiskinan. Rasulullah sejak dini mengajarkan kepada kita untuk berusaha keluar dari kemiskinan. Dalam doa-doa beliau diisyaratkan untuk mengarah pada kekayaan dan berlepas dari kemiskinan. Dari Abdullah ibnu Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alayhi wassalam berdoa pada dua hari raya : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu ketaqwaan, harga diri, kekayaan dan petunjuk” (HR Thabrani). Dalam riwayat lain beliau juga berdoa : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari Kekufuran dan kefakiran” (HR. Al Hakim). Tanpa keimanan yang memadai, kemiskinan memang seringkali menjebak orang pada keputusasaan, rasa tidak bersyukur dan bahkan mendekatkan diri pada kekufuran . semua efek negatif tersebut terntu saja tidsak diinginkan dalam Islam.
Ketiga, kekayaan menjadikan seseorang optimal dalam menjalankan amal ibadah. Amal ibadah dalam Islam mempunyai sifat dan penekanan yang berbeda-beda. Ada ibadah jasadiyah yang menekankan fisik seperti sholat dan puasa. Ada pula ibadah lisan seperti tilawah, dzikir dan dakwah. Serta ada pula ibadah maliyah (harta) seperti sedekah, zakat, dan haji, dengan kekayaan semestinya seseorang bisa lebih optimal dalam menjalankan ragam ibadah dalam Islam.
Akhirnya, kekayaan dalam Islam adalah amanah yang berat. tanpa keshalihan dan ilmu, kekayaan bisa menjadi fitnahbagi seseorang. Kekayaan menjadi begitu terpuji dan bermanafaaat saat berada di tangan orang-orang yang sholeh. Rasulullah shallallahu wassalam bersabda ” sebaik-baik harta yang baik adalah yang ada pada lelaki yang sholeh” (HR. Ahmad). Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menganugerahkan pada kita kekayaan dan ketakwaan. Wallahu a’lam
Filed under: Uncategorized | Leave a comment »